Emosi dan Tulisan

Dalam tulisan ini, saya tidak sedang menyamaratakan. Saya membuat ini berdasarkan apa yang saya amati, dan saya temui.

Tentang kecanduan seseorang dalam bermain micro-blogging. Mereka yang sedikit-sedikit mencurahkan isi pikirannya di situs jejaring seperti Facebook dan Twitter, menunjukkan itulah mentalitas yang dominan dalam diri seseorang.

Ketika bicara tentang tulisan, maka kita bicara juga mengenai tone. Tone itu ibarat seperti intonasi suara seseorang saat ia bicara. Kita bisa sedikit banyak tau sebab (termasuk juga mungkin akibat) dari apa yang dia tulis, hanya dengan mengamati tone tulisannya.

Saya banyak menjumpai orang-orang dengan pencapaian yang out of the box. Mulai dari ide, skill, hingga karya yang tiga hal ini menyatu secara integral. Dari sekian banyak orang ini, tetap saja jumlahnya lebih banyak yang selain seperti spesifikasi yang sudah saya sebutkan tadi.

Ada satu kesamaan yang cukup menarik untuk diangkat. Sebagian besar dari mereka yang out of the box itu, mempunyai statistik update status yang unik. Rata-rata setiap update status memiliki interval 4 hari atau lebih (kamu pasti pernah jumpai orang yang dalam sehari bisa update 10 status —atau jangan-jangan itu kamu).

Dari rata-rata interval yang bisa dibilang anti-mainstream itu, yang mereka update juga konten-konten berbobot (bukan sampah, sorry to say). Kadang berupa karya, ide, atau hal-hal yang berkaitan dengan skill mereka. Dan lagi, cara mereka menyampaikan cukup menarik, dengan tone yang netral.

Tone netral menunjukkan betapa tenangnya jiwa (dan emosi) seseorang.

Saya mengenal beberapa dari mereka yang passive player di situs jejaring. Beberapa diantaranya pernah saya jumpai beberapa hari, kadang juga sekilas, dan beberapa yang lain rutin saya jumpai paling ngga sebulan sekali.

Mereka memiliki management waktu yang tertata. Yang berefek pada kemampuan mereka untuk terus meningkatkan target menuju sepuluh-ribu-jam-terbang. Mereka fokus belajar, mengasah skill, mengasah ide, mengembangkan jaringan.

Passive player ini biasa saya sebut juga sebagai silent player. Bukan berarti mereka tidak menengok situs jejaring sama sekali, bisa jadi setiap hari mereka menengok, tapi yang dilakukan berbeda dengan kebanyakan orang. Mereka mencari something new, mereka haus akan ilmu, mereka cari peluang, mereka belajar, mereka memperhatikan.

Dari fenomena menarik ini, saya membuat sedikit kesimpulan.

“Terkadang ada kata dan rasa yang perlu diendapkan, hingga akhirnya akan lebih bermakna dan istimewa ketika diutarakan pada waktunya.” by Me :P

Mereka selalu berhasil mengutarakan pada waktunya. Kita seringkali liat mereka seperti mendadak udah ada di puncak, sebagai jawara, sebagai master, atau apalah.

Ngga semua yang ada di kepala harus diumbar, ngga semua harus diceritakan. Di sini pelajaran bagaimana mengendalikan emosi akan sangat terasa, termasuk pada kehidupan kita yang sesungguhnya. E.G: Kita sering temui orang yang di situs jejaring mempunyai kesan yang akrab dan cerdas, tapi hanya mematung ketika bertemu seseorang di dunia nyata, tanpa ekspresi, tanpa kata-kata. See?!

Kesimpulan ini saya gunakan sebagai shortcut bagi diri saya sendiri untuk belajar. What is our goal? Selama 2 tahun belakangan saya belajar untuk tidak nyampah di situs jejaring (sebelum Facebook dan Twitter populer, saya bermain di situs jejaring Multiply yang mana sekarang udah punah), saya ingin apa yang saya post mempunyai bobot, mempunyai nilai. Saya tanamkan dalam diri bahwa dikit-dikit update status adalah hal yang hina dan lemah dan berefek pada mentalitas diri, menjadikan pribadi yang cengeng dan mudah merengek.

Hasilnya, luar biasa. Saya berhasil menempatkan situs jejaring pada tempatnya, dan bukan sebaliknya.

Hampir setiap bulan menyelesaikan bacaan minimal 1 judul buku, setiap bulan bikin karya baru (framework, theme, dll), menulis di Evernote hampir setiap hari (sebagian saya publish di blog, sebagian tidak), setiap pekan harus ada tambahan skill pemrograman, berkenalan dengan orang baru, ke tempat baru, termasuk target-target ibadah yaumi (harian).

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS Al Insyirah: 7)

Sure, ini hal sepele yang berimbas besar pada kehidupan kamu. Sekian, semoga bermanfaat.

Yakin Ngga Mau Komen?